11. Menurut Louis de Broglie bahwa elektron mempunyai
sifat gelombang sekaligusjuga partikel. Jelaskan keterkaitannya dengan teori
mekanika kuantum dan Teori Orbital Molekul?
Jawab :
Pada tahun 1924, Louis de Broglie, seorang ahli fisika dari prancis mengemukakan hipotesis tentang
gelombang materi. Gagasan ini adalah timbal balik daripada gagasan partikel
cahaya yang dikemukakan Max Planck. Louis de Broglie meneliti keberadaan gelombang
melalui eksperimen difraksi berkas elektron. Dari hasil penelitiannya inilah
diusulkan “materi mempunyai sifat gelombang di samping partikel”, yang dikenal
dengan prinsip dualitas.
Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak
sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang
gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi
dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang
mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi
daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan
petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.
Louis Victor de Broglie :
menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi dan
sebagaigelombang
Hipotesis de
Broglie terbukti benar dengan ditemukannya sifat gelombang dari elektron.
Elektron mempunyai sifat difraksi seperti halnya sinar–X. Sebagai akibat dari
dualisme sifat elektron sebagai materi dan sebagai gelombang, maka lintasan
elektron yang dikemukakan Bohr tidak dapat dibenarkan. Gelombang tidak
bergerak menurut suatu garis, melainkan menyebar pada suatu daerah tertentu.
Dalam
mekanika kuantum, model orbital atom digambarkan menyerupai “awan”. Beberapa
orbital bergabung membentuk kelompok yang disebut Subkulit. Persamaan
gelombang ( Ψ= psi) dari Erwin Schrodinger menghasilkan tiga bilangan gelombang
(bilangan kuantum) untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, bentuk, serta
orientasi) suatu orbital, yaitu: bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimut (l) dan bilangan kuantum magnetik (m).
Orbital molekul ikatan memiliki energi yang lebih rendah dan kestabilan yang
lebih rendah dibandingkan orbital-orbital atom pembentuknya.
Orbital molekul antiikatan memiliki energi yg lebih tinggi dan kestabilan yang
lebih rendah dibandingkan orbital-orbital atom pembentuknya.
Di dalam OM
menunjukkan permukaan dengan kerapatan elektron tetap/konstan sehingga elektron
memiliki kemungkinan untuk berada didalamnya. Sehingga sebuah elektron dalam
sebuah OM seperti dalam gambar akan berada dalam dalam daerah ikatan.
Sebuah elektron dalam orbital ikatan cenderung untuk bersama dalam inti
positif, sehingga mengikatnya bersama secara elektrostatik dan meningkatkan
kestabilan molekul. Meningkatnya kestabilan berhubungan dengan rendahnya
energi, sehingga energi ikatan lebih rendah dibanding energi orbital atom awal.Sebuah
elektron pada antiikatan sebagian besar waktunya diluar inti.
Elektron di
antiikatan cenderung mengurangi kestabilan molekul dengan menarik inti menjauh.
Sebuah elektron antiikatan memiliki energi lebih tinggi dibandingkan elektron
pada orbital awal. Sehingga Elektron ikatan memiliki energi lebih rendah,
sedangkan orbital antiikatan memiliki energi lebih tinggi dibandingkan orbital
awal
1 2.
Bila
absorpsi sinar UV oleh ikatan rangkap menghasilkan promosi elektron
ke orbital yang berenergi lebih tinggi. Transisi elektron manakah memerlukan
energi terkecil bila sikloheksena berpindah ke tingkat tereksitasi?
jawab:
Energi yang dimiliki sinar UV mampu menyebabkan perpindahan elektron
(promosi elektron) atau yang disebut transisi elektronik. Transisi elektronik
dapat diartikan sebagai perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital yang
lain.
Disebut transisi elektronik karena elektron yang menempati satu orbital
dengan energi terendah dapat berpindah ke orbital lain yang memiliki energi
lebih tinggi jika menyerap energi, begitupun sebaliknya elektron dapatberpindah
dari orbital yang memiliki energi lebih rendah jika melepaskan energi. Energi yang diterima atau diserap berupa radiasi
elektromagnetik. Transisi elektronik atau perpindahan elektron dapat terjadi dari orbital ikatan ke orbital anti-ikatan atau dari orbital non-ikatan (nonbonding orbital) ke orbital anti-ikatan. Terjadinya transisi elektronik atau promosi elektron dari orbital ikatan ke orbital antiikatan tidak menyebabkan terjadinya disosiasi atau pemutusan ikatan, karena transisi elektronik terjadi dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pada vibrasi inti.
Pada transisi elektronik inti-inti atom dapat dianggap berada pada posisi yang tepat. Hal ini dikenal dengan prinsip Franck-Condon. Disamping itu dalam proses transisi ini tidak semua elektron ikatan terpromosikan ke orbital antiikatan.
Berdasarkan jenis orbital tersebut maka, jenis-jenis transisi elektronik dibedakan menjadi empat macam, yakni:
1) Transisi σ → σ*
2) Transisi π → π*
3) Transisi n → π*
4) Transisi n → σ*
Pada gambar di atas transisi dari σ ke π* sebenarnya tidak ada. Transisi
demikian dapat pula terjadi tapi sangat kecil sehingga tidak dapat diamati pada
spektrum atau spektra. Karena bertolak belakang dengan kaidah seleksi.
Pada setiap jenis transisi elektronik yang terjadi, terdapat karakter dan
melibatkan energi yang berbeda. Suatu kromofor dengan pasangan elektron bebas (n) dapat
menjalani transisi dari orbital non-ikatan (n) ke orbital anti-ikatan, baik
pada obital sigma bintang (α*) maupun phi bintang(π*). Sedangkan, kromofor
dengan elektron ikatan rangap (menghuni orbital phi) akan menjalani transisi dari
orbital π ke orbital π*. Demikian seterusnya untuk jenis transisi yang lain.
Absorpsi
radiasi UV-visibel mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi
elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah keorbital
keadaan tereksitasi yang berenergi lebih tinggi. Transisi ini memerlukan energi
40 – 150 kkal/mol. Molekul-molekul yang bertanggung jawab terhadap absorpsi
cahaya disebut dengan kromofor. Kromofor ini merupakan suatu gugusan yang
memiliki ikatan rangkap. Bila molekul-molekul organik didalam larutan dilewati
oleh radiasi cahaya didalam daerah spektrum UV dan visible, molekul-molekul
akan mengabsorpsi cahaya, karena semua molekul mempunyai elektron baik pasangan
elektron maupun elektron sunyi. Panjang gelombang dimana absorpsi itu terjadi
bergantung pada kekuatan elektron itu terikat dalam molekul. Elektron dalam
suatu ikatan kovalen tunggal terikat dengan kuat sehingga diperlukan radiasi
berenergi tinggi atau panjang gelombang pendek untuk eksitasinya, sedangkan
elektron dalam ikatan rangkap dan ganda tiga lebih mudah dieksitasikan
keorbital yang lebih tinggi sehingga memerlukan radiasi berenergi lebih rendah.
saya ingin menambahkan jawaban dari soal nomor 2 :
BalasHapusEnergi yang dimiliki sinar UV mampu menyebabkan perpindahan elektron (promosi elektron) atau yang disebut transisi elektronik. Transisi elektronik dapat diartikan sebagai perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital yang lain.
Disebut transisi elektronik karena elektron yang menempati satu orbital dengan energi terendah dapat berpindah ke orbital lain yang memiliki energi lebih tinggi jika menyerap energi, begitupun sebaliknya elektron dapatberpindah dari orbital yang memiliki energi lebih rendah jika melepaskan energi. Energi yang diterima atau diserap berupa radiasi elektromagnetik.
Berdasarkan mekanika kuantum transisi elektronik yang dibolehkan atau tidak dibolehkan (terlarang) disebut kaidah seleksi. Berdasarkan kaidah seleksi, suatu transisi elektronik termasuk:
1. Transisi diperbolehkan bila nilai ε sebesar 103 sampai 106.
2. Transisi terlarang bila nilai ε sebesar 10-3 sampai 103
Selain dengan melihat harga ε kaidah seleksi dapat dapat dinyatakan dengan simetri dan spin. Berdasarkan simetri dan spin suatu transisi elektronik diperbolehkan bila:
1. Berlangsung antara orbital-orbital dalam bidang yang sama.
2. Selama transisi orientasi spin harus tetap.
Saya ingin menambahkan jawaban soal no 1 :
BalasHapusLouis Victor de Broglie : menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi dan sebagai gelombang
Hipotesis de Broglie terbukti benar dengan ditemukannya sifat gelombang dari elektron. Elektron mempunyai sifat difraksi seperti halnya sinar–X. Sebagai akibat dari dualisme sifat elektron sebagai materi dan sebagai gelombang, maka lintasan elektron yang dikemukakan Bohr tidak dapat dibenarkan. Gelombang tidak bergerak menurut suatu garis, melainkan menyebar pada suatu daerah tertentu.
Partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Pernahkan Anda mendengar bunyi petir dan melihat kilat ketika hujan turun? Manakah yang lebih dulu terjadi, kilat atau petir?
Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.
selamat siang :)
BalasHapusdisini saya akn menambahkan jawaban pada pertanyaan no. 1
Berdasarkan hipotesis De Broghlie dan Heseinberg sifat atom dalam hal ini dapat dijelaskan dengan lebih baik berdasarkan sifat gelombangnya. Scrodinger mengungkapkan melalui persamaan fungsi gelombang bahwa kebolehjadian menemukan elektron pada area tertentu dikenal dengan konsep orbital yaitu area dimana elektron berpeluang besar ditemukan. Menurut persamaan fungsi gelombang , distribusi elektron dalam orbital dapat ditentukan melalui 3 bilangan kuantum yaitu :
a. Bilangan kuantum utama (n = nomor lintasan elektron/kulit )
b. Bilangan kuantum azimuth (l = menunjukkan sub-lintasan/ sub- kulit)
c. Bilangan kuantum magnetic (m = harga orbital).
Dalam teori mekanika kuantum , posisi electron tidak dipastikan. Hal yang dapat dikatakan tentang posisi electron adalah peluang menemukan electron pada setiap titik dalam ruang disekitar inti. Seperti telah disebutkan bahwa peluang tersebut ditentukan oleh kuadrat fungsi gelombangnya. Istilah untuk menyatakan peluang menemukan electron adalah Densitas Elektron . Daerah dengan peluang besar menemukan electron bararti mempunyai densitas electron yang tinggi dan sebaliknya.